Sistem Adat istiadat yang diterapkan di Klaten adalah percampuran antara Jogja dan solo. Di Klaten Ada adat yang hanya diselenggaran setahun sekali yaitu gebyar syawalan. Gebyar syawalan adalah menyebar ketupat di waktu lebaran oleh para orang yang berwenang dengan tujuan agar ketupat yang disebar membawa berkah. Syawalan ini selalu diikuti oleh dengan adanya pasar kaget di sepanjang jalan di Jimbung yang digunakan untuk syawalan. Di Klaten bahasa yang digunakan adalah bahasa Jawa. Jenis makanan yang ada di Klaten dominan dengan rasa manis. Oleh-oleh yang biasa dicari wisatawan saat di Klaten adalah dodol. Klaten memiliki banyak kesenian dan kerajinan. Kesenian di Klaten umumnya sama dengan kesenian di daerah Jawa Tengah lainnya seperti gamelan, lagu macapat dan lagu tradisional. Kebudayaan semacam itu harus dipertahankan agar terjaga kelestariannya. Di bidang kerajinan Klaten memiliki beberapa hasil kerajinan yang berkualitas seperti gerabah yang dibuat dari tanah liat, kain lurik (kain yang bermotif lurik), payung juwiring (payung hiasan yang terbuat dari bahan kertas), meubel-meubel ukir dan lain-lain.
Kota Klaten, kota yang terletak antara dua kota Besar yaitu Solo dan Yogyakarta dan diantara empat keraton yaitu Kasunanan, Mangkunegaran, Kasultanan dan Pakualaman, merupakan sebuah kota yang mempunyai ciri khas tersendiri di banding kota-kota di Indonesia.
Wayang orang bisa di mainkan kapan saja sebagai pertunjukan hiburan, wayang orang disebut juga dengan istilah wayang wong (bahasa Jawa) adalah wayangyang dimainkan dengan menggunakan orang sebagai tokoh dalam cerita wayang tersebut. Sesuai dengan nama sebutannya, wayang tersebut tidak lagi dipergelarkan dengan memainkan boneka-boneka wayang (wayang kulit yang biasanya terbuat dari bahan kulit kerbau ataupun yang lain), akan tetapi menampilkan manusia-manusia sebagai pengganti boneka-boneka wayang tersebut. Mereka memakai pakaian sama seperti hiasan-hiasan yang dipakai pada wayang kulit. Supaya bentuk muka atau bangun muka mereka menyerupai wayang kulit (kalau dilihat dari samping), sering kali pemain wayang orang ini diubah/ dihias mukanya dengan tambahan gambar atau lukisan.